Cerita Seorang Relawan Gempa Dan Tsunami Sulteng : Bekerja Bergerak, Dan Berfikir

Yuk bagikan berita ini !

Sulselmengabari, Palu – Bencana alam gempa bumi dan stunami di Palu-donggala Sulawesi tengah (Sulteng) menyiksakan kesedihan mendalam bagi korban yang selamat.

Sebuah hari harus mengalami petang yg suram, Jumat (28/09/2018, Gempa dan Tsunami berkekuatan dahsyat memporak-porandakan Palu dan Donggala. Orang-orang berhamburan ke sana ke mari, Kepanikan melanda, Tangis pecah dimana – mana. Orang – orang tak henti – hentinya menyerukan kebesaran Tuhan yg maha kuasa.

Salah satu relawan yang menceritakan suasana keadaan disana, Nasrunil Haq (relawan Gemma 9) mengatakan bahwa kami tahu apa yang lebih sakit daripada kehilangan dan tiba-tiba akan menghampirimu.

“Kau tahu apa yang lebih sakit daripada kehilangan? Ialah menyangka bahwa hal itu tidak akan pernah terjadi, tapi tiba tiba saja menghampirimu, tanpa diminta, tanpa aba-aba,” Ujar Nasrunil Haq salah satu relawan Gemma 9.

Pasca bencana, banyak orang akhirnya memilih untuk pergi, meninggalkan kota palu, menyelamatkan diri, membawa apapun yg tersisa, pergi kemanapun yg mereka rasa aman.

Berbeda dengan mereka para relawan yang merasa jiwanya terpanggil, langsung beranjak menuju lokasi musibah, untuk terjun langsung membantu mereka yang membutuhkan.

Palu dan donggala, banyak yang datang, mengulurkan tangan, membasuh luka menganga, menyeka air mata dan mengajari mereka untuk kembali mengeja bahagia.

Sepekan berada di lokasi musibah, kami membuat para relawan benar – benar akrab dengan kematian. Panjang umur perjuangan, panjang umur kemanusiaan, panjang umur kepedulian.

Teruntuk teman-teman, mari terus bekerja, bergerak dan berpikir. Palu dan Donggala masih butuh kita.