Sulselmengabari, Makassar – Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) terus berinovasi untuk mendekatkan diri pada masyarakat, terutama kaum muda. Salah satunya melalui siaran RRI Net yang disiarkan secara nasional.
“Untuk siaran edisi awal Februari mendatang kami membuat paket hiburan menampilkan musisi jazz andal Makassar,” jelas Arwinny Puspita, di tengah proses tapping di Studio 1 RRI Makassar, Rabu 30 Januari 2019.
Kepala Bidang Programa Siaran LPP RRI Makassar itu memberi alasan memilih jazz karena ingin mengisi konten live music RRI Net dengan beragam jenis musik. Juga untuk memotivasi generasi muda berkreasi pada genre musik jazz dengan menampilkan remaja STUVO yang memang memasukkan musik jazz sebagai salah satu materi pembinaan.
Arwinny menambahkan bahwa siaran ini merupakan kali keempat RRI Makassar bersiaran di RRI Net. Sebelumnya, mereka menampilkan Top Forty untuk segmen Pro1, band indie untuk segmen Pro2, kemudian lagu-lagu pop daerah empat etnis untuk segmen Pro4. Sedangkan rekaman kali ini untuk disiarkan tanggal 4 Februari 2019 pukul 21.30-23.00 Wita.
Musisi jazz yang ditampilkan selama satu setengah jam, terdiri dari Yohan Tinungki (piano), Ustaf (bas) dan Enal (tenor). Mereka memainkan ragam warna jazz, mulai dari jazz mainstrem, jazz kreatif, hingga jazz kontemporer yang ada unsur etniknya.
Mereka mengiringi para penyanyi yang rerata alumni STUVO. Para penyanyi membawakan lagu-lagu yang cukup familiar di telinga masyarakat, seperti “Fly Me to the Moon”, “Love”, dan “Misty”. Juga ada lagu “Dia”, yang dipopulerkan Vina Panduwinata, tembang lawas “Layu Sebelum Berkembang”, dan lagu dangdut “Syantik” milik Siti Badriah.
Yohan Tinungki mengapresiasi RRI Makassar yang menampilkan hiburan musik jazz karena dianggap cukup menantang untuk menampilkan performance terbaiknya.
“Biasanya orang hanya sekadar main lagu jazz, ikut persis seperti di kasetnya. Bukan main musik jazz yang perlu ada komposisi dan ada aransemen,” ungkapnya.
Di Makassar, Yongki menilai, cukup bagus animo masyarakat terhadap musik jazz dengan adanya even tahunan seperti Makassar Jazz@Fort of Rotterdam. Apalagi kini ditunjang dengan kemajuan teknologi. Cuma sarannya, perlu ada interaksi dan diskusi tentang jazz. Yongki memuji setting pnggung yang dibuat tim kreatif RRI Makassar.
“Settingnya minimalis tapi oke. Jangan sampai settingnya bagus tapi malah menutupi pemain,” katanya.
Judhistira, bagian multimedia RRI Makassar, mengatakan bahwa tantangan bersiaran di RRI Net itu adalah bagaimana menampilkan visual yang baik. Dia mengakui masih berproses pada aspek lighting dan kamera sebagai tuntutan bersiaran dalam format visual.
Richard Ferdinand penyiar RRI Pro2 yang jadi pembawa acara bersama Arfan juga mengakui tampil di RRI Net punya tantangan lebih besar daripada bersiaran secara reguler. Meski sudah dua kali jadi presenter acara ini tapi tetap saja ia merasa harus mempersiapkan diri lebih matang.
“Kompleks tantangannya. Karena ini yang tampil band, dan jazz pula dengan musisi handal. Apalagi live jadi tidak boleh ada keselahatan,” katanya.
RRI Net merupakan cara RRI menyikapi era digitalisasi melalui inovasi program siaran. RRI Net adalah radio picture sehingga siaran RRI yang biasanya hanya didengar kini bisa dilihat dan ditonton. RRI Net berisi program berita (news) dan dialog juga program hiburan yang bisa disaksikan melalui video streaming di kanal YouTube. Dengan begitu kapan saja orang bisa mengakses situs berbagi video tersebut.
Para penyanyi yang tampil mengaku senang walaupun belum akrab dengan konten-konten RRI Net, sebagaimana diungkap Safira Salsabila, juara 1 babakan jazz STUVO 20 dan Razhayu, juara 2 babakan jazz STUVO 20 tahun 2018.
“Bangga diajak karena ini hal baru. Tapi punya pengalaman membawakan lagu-lagu jazz sebagai peserta STUVO,” aku penyanyi berusia 21 asal Maros yang suka bikin video cover di instagram tersebut.
Diva, pelajar SMP Negeri 3 Makassar, yang tampil sebagai pembuka dengan lagu “Fly Me to the Moon” mengaku suka lagu jazz karena enak dibawakan dan santai.(*)
