Perilaku Warga Jadi Diskusi Komunitas Bank Sampah di Festival IWO Sulsel

Yuk bagikan berita ini !

B Komunitas Bank Sampah wilayah Kecamatan Tamalanrea dan Biringkanayya Kota Makassar menggelar diskusi bertajuk ‘Sampah Menjadi Berkah’ dalam kegiatan Festival Ramadhan 1440 Hijriah, Kamis (23/5/2019), di halaman Manggala Junction, Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar.

Diskusi menghadirkan pembicara yakni Fajar Kepala Tata Usaha Bank Sampah Pusat Dinas Lingkungan Hidup Makassar, Ketua Asosiasi Bank Sampah Indonesia (Asobsi) H. Saharuddin Ridwan, dan Sekretaris Dewan Etik IWO Sulsel Ahmad Yusran.

Fajar mengatakan masalah persampahan memang menjadi permasalahan. Menurut dia dari data yang ada selama 3 tahun terjadi penurunan reduksi sampah. Pada 2017 reduksi sampah anorganik 3,5 ton per hari, kemudian menurun pada 2018 dan 2019 sekitar 2,5 ton per hari.

“Nah ini yang harus kita pikirkan bersama bagaimana meningkatkan reduksi sampah ini. Kami tentu butuh masukan dari teman-teman Komunitas Bank Sampah,” ucap Fajar.

Saharuddin Ridwan menilai secara organisasi Kota Makassar sudah cukup bagus dalam pengelolaan sampah. Buktinya sampah langsung dijemput ke tempat pemukiman warga sehingga tidak kelihatan kumuh. Dibanding dulu yang hanya mengandalkan kontainer.

Namun, kata Sahar, masih perlu ada pembenahan karena selama ini untuk pembuangan sampah hanya andalkan TPA. “Kita bisa lihat kalau mobil tangkasaki menjemput sampah itu masih bergabung antara sampah organik dan anorganik, padahal bagusnya adalah dipilah,” kata Sahar.

Hal ini menurut Sahar adalah tak lepas dari pola pikir (mainset) atau prilaku masyarakat tentang sampah. Semestinya pemilahan itu harus dimulai dari rumah tangga. “Boleh kita belajar dari luar negeri. Sampah organik dan anorganik sudah dipilah dan diambil terpisah dengan jadwal berbeda. Sehingga dapat bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis,” ujar Sahar.

Sahar secara khusus menyampaikan apresiasinya kepada Komunitas Bank Sampah. Sebab mereka bekerja di bank sampah tidak digaji dan bergerak atas nurani sendiri untuk kepentingan masyarakat banyak. “Semoga ini menjadi amal jariyah kita nantinya,” ucap Sahar.

Adapun Ahmad Yusran, menilai pola pikir masyarakat memang harus diubah khususnya mengenai sampah dan lingkungan hidup. “Memang perlu dilakukan edukasi berkelanjutan kepada masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah,” jelas Yusran.