Makassar Dilanda Banjir, Zulkifli Tahir : Mari Cari Solusi Bukan Saling Menyalahkan

Yuk bagikan berita ini !

Sulselmengabari, Makassar – Ibukota provinsi Sulawesi Selatan, Kota Makassar yang selama tiga hari ini diguyur hujan lebat dilanda banjir hingga ketinggian 1 meter di jalan raya dan kawasan pemukiman penduduk. Bahkan, waduk hingga kanal yang berada di tengah kota pun meluap. Menurut informasi dari BPBD dan Basarnas Sulsel ada 16 titik yang kerap menjadi langganan banjir.

Sementara informasi dari BMKG Wilayah V Makassar dalam keterangannya, juga telah mengeluarkan peringatan dini soal potensi cuaca ekstrim di wilayah Sulsel yang akan terjadi pada 5-7 Desember 2021. Kepada BBMKG Wilayah V Makassar Darmawan menyebut cuaca ekstrim yang muncul diakibatkan adanya peningkatan Monsun Asia. Fenomena ini menyebabkan meningkatnya suhu muka laut di wilayah Selat Makassar dan Teluk Bone.

Akibat banjir yang melanda hampir sebagian wilayah di Kota Makassar khususnya dan provinsi Sulsel pada umumnya salah satunya beragam komentar yang dirilis beberapa media baik media cetak, online maupun komentar netizen di dunia maya berseliweran di media sosial. Kebanyakan komentar yang dilontarkan berisi menyalahkan pemerintah dalam hal ini kepala daerah, ada juga sebagian yang menyalahkan curah hujan yang tinggi dan tdiak sedikit juga berkomentar bijak terkait persoalan banjir ini.

Hal itu kemudian menjadi perhatian dari Ketua Badan Jurnal Pemuda Pancasila Sulsel, Zulkifli Thahir yang mengingatkan sekaligus meminta insan pers agar tidak memprovokasi pembacanya terkait pemberitaan masalah banjir.

“Kami minta agar semua pihak tidak boleh menyalahkan pemerintah dan hujan sebagai faktor penyebab banjir, apalagi salah menyalahkan dengan memberikan kritik yang pedas dan untuk sebagian teman teman jurnalis agar tidak menulis hal hal yang membuat warga terprovokasi dari membaca berita berita yang mengandung konten saling menyalahkan”, jelas Zulkifli Thahir.

Abang Chuleq sapaan akrabnya menambahkan agar kita semua tidak boleh saling menyalahkan, karena yang terpenting itu kita bersatu padu agaimana mencari solusi agar banjir ini tidak terulang lagi, yang paling memungkinkan bagaimana meminimalisir banjir.

“Jika faktor curah hujan dan pemerintah yang selalu disalahkan sebagai penyebab terjadinya banjir, maka pencegahan dan penanganan untuk jangka menengah dan panjang akan tidak bisa dioptimalkan”, tambah Ketua PW IWO Sulsel ini.

Meski selama ini, tingginya curah hujan akibat perubahan iklim selalu dituding sebagai penyebab banjir yang utama. Solusi penanganan banjir yang ada pun lebih dominan dalam membangun beragam infrastruktur untuk menampung dan mengalirkan air hujan ke laut. Padahal banyak penelitian yang membuktikan dampak alih fungsi lahan justru lebih berperan dalam menyebabkan banjir di tingkat lokal dan regional.

“Jadi mohon hentikan propaganda yang bersifat provokatif lebih baik tingkatkan kewaspadaan sambil memikirkan serta memberikan masukan yang konstruktif kepada pemangku kebijakan dan kepada warga harus membantu pemerintah menjaga lingkungan sekitar serta harus tahu diri untuk tidak melakukan kegiatan kegiatan yang menjadi penyebab banjir”, pungkas Abang Chuleq.