Target Rp2,4 Miliar Optimis Dicapai Dishub di Akhir Tahun 2021

Yuk bagikan berita ini !

Sulselmengabari,Makassar– Realisasi pendapatan dari sektor retribusi uji kelaikan jalan kendaraan (KIR) di Dinas Perhubungan (Dishub) Makassar sudah mencapai 93 persen, atau berada di atas angka Rp2 miliar. Dari taget per tahun yang ditetapkan sebesar Rp2,4 miliar.

Harapan mampu mencapai target pada sektor riil retribusi pengujian KIR yang melekat di Unit Pelaksana Teknis Dinas Pengajuan Kendaraan Bermotor (UPTD-PKB) Dishub Makassar karena ditopang oleh pemberlakuan pendaftaran dan pembayaran Uji KIR tanpa tunai. Transaksi pembayaran dilakukan melalui aplikasi Blue-E. Aplikasi bisa didapatkan secara gratis di Play Store untuk Android, dan APP Store bagi pengguna IOS,

“Dengan diberlakukannya pembayaran sistem digital, maka semua proses pengujian KIR baik dari pendaftaran maupun pembayaran semua dilakukan sistem digital melalui aplikasi Blue-E. Sehingga harapan kami mampu mencapai target di akhir tahun 2021 lebih terukur, realistis dan transparansi,” tegas Plt Kepala UPTD-PKB Dishub Makassar, Azis Sila, Kamis (30/12).

Walau pergantian tahun tidak lama lagi, Azis menambahkan tetap berusaha memberikan kontribusi pendapatan optimal untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Makassar dari sektor Uji KIR. Lebih lagi dengan mengingat sebanyak 35 ribu kendaraan angkutan barang dan angkutan penumpang wajib melakukan Uji KIR.

“35 ribu kendaraan wajib Uji KIR itu semua berdomisili di Kota Makassar. Karena itu, sampai di akhir tahun ini kami UPTD PKB Dishub Makassar tetap memberikan pelayanan terbaik buat masyarakat,” ucapnya.

Menurutnya, lambannya realisasi pendapatan di sektor Uji KIR tahun ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dan salah satu faktor paling signifikan memberikan pengaruh yaitu pandemi Covid-19.

Hanya saja, kondisi itu tidak berlangsung lama. Lanjut Azis, retribusi Uji KIR kembali normal lagi pada triwulan II. Atau tepat setelah hadirnya program inovasi sistem pembayaran tanpa tunai dan telah bekerja sama sejumlah perbankan diantaranya, Bank Sulselbar dan BI.

“Di awal 2021, kami juga sempat merasakan sedikit kolaps. Retribusi sepi. Namun dari situ kami berinisiatif membuat layanan berbasis digital (Blue-E). Jadi tanpa berkerumun di area uji, masyarakat bisa mendaftarkan, mendapatkan nomor antrean dan membayar dari telepon selulernya saja. Kami menyadari tupoksi kami melayani dan mempermudah pengurusan masyarakat. Tidak boleh lagi ada masyarakat dipersulit. Pelayanan harus berkualitas,” sambungnya. (ARF)