Sebut Murni Perkelahian, Ketua GKJI: Statemen Kadisdik Sulsel Lukai Hati Orang Tua Siswa

Yuk bagikan berita ini !

Sulselmengabari, Makassar– Insiden dugaan pemukulan yang dilakukan oleh oknum Guru kepada Siswa di SMAN 2 Makassar, kini nampaknya menyisakan tanda tanya besar dibenak masyarakat.

Meskipun dengan munculnya statemen Kepala Sekolah dan Kadisdik Sulsel yang membantah bahwa video viral dugaan Guru memukuli Siswa tersebut bahwa tidak benar, namun hal itu belum cukup bukti untuk mengungkap kebenaran dugaan tindak kekerasan Guru terhadap siswa di SMAN 2 Makassar.

Hal itu kembali diungkap oleh Ketua DPD Gerakan Karya Justitia Indonesia (GKJI) Sulsel, Irfan Darmawan NM, SH. Irfan mengatakan, Kadisdik seharusnya tidak memberikan pernyataan bahwa itu tidak benar, seolah menutupi kejadian tersebut.

“Harusnya Kadisdik Sulsel mengecek fakta kebenarannya. Statemen Kadisdik tanpa sadar melukai hati keluarga Siswa. Bukannya memberi solusi malah memberikan pernyataan yang diduga kongkalikong dengan pihak sekolah”, bebernya.

Melalui video yang tersebar, kata Irfan, terlihat jelas dimana guru (HR) menyeret siswa (FD) keluar kelas sembari menarik baju Siswa dengan cara yang tidak wajar dilakukan oleh seorang pendidik.

“Sekarang Kadisdik harus membedakan dulu mana itu melerai dan mana menyeret. Sedangkan direkaman video sudah jelas HR menyeret FD keluar kelas sambil menarik baju, dimana sebelumnya ada insiden didalam kelas, dan tidak ada guru lain selain HR”, sebut Irfan.

“Video yang beredar itu jelas ada unsur kekerasan, apalagi seorang guru tidak layak berkata kotor (tela**) dihadapan muridnya. Cek dulu faktanya baru bilang tidak benar, jangan merujuk pada video yang beredar, video yang beredar itu setelah kejadian guru sudah memukul siswa”, katanya.

Irfan menjelaskan, video tersebut direkam setelah HR telah dua kali berjalan memutari ruangan kelas. Sewaktu pertama masuk kelas insiden itu terjadi.

“Akibat dari pemukulan itu, korban sekarang mengalami pusing dan sering muntah-muntah. Anehnya, FD malah diskorsing selama seminggu, padahal awalnya FD dijadikan saksi atas perkelahian antar siswa didalam kelas. Kita doakan semoga tidak berdampak pada pisikis atau trauma yang ditimbulkan siswa dari kejadian ini”, ujarnya

Hasil penelusuran dilapangan, bahwa dimasing-masing kelas memiliki CCTV. Olehnya itu, Irfan juga mendesak kepada Kadisdik Sulsel untuk membuka CCTV dan membuktikan kebenarannya.

“Ditiap kelas ada CCTV, sekarang kita buktikan. Mari kita sama-sama membuka CCTV, jangan ada yang dihilangkan barang buktinya. Seharusnya Kadisdik Sulsel tidak berstatement seperti itu tanpa melakukan crosschek langsung ke TKP”, katanya

“Kami tantang Kadisdik dan pihak sekolah untuk membuka CCTV didalam kelas agar semuanya nyata dan terang benderang”, tegasnya.

Sebelumya, Kepsek SMAN II Makassar, Muh. Asrar, membantah bahwa video dugaan aksi pemukulan HR terhadap FD tidak benar. Ia mengatakan video yang beredar tersebut tidak utuh.

“Padahal kejadian awal adalah perkelahian antar siswa dengan siswa. Sehingga guru hanya melerai saja”, ungkap Muh. Asrar, dikutip dari journalisindependet.com.

Hal senada dengan pernyataan Kadis Pendidikan Sulsel Setiawan Aswad, bahwa pertikaian antara siswa di SMAN 2 Makassar murni insiden perkelahian. Dan guru yang ada di sekitar tempat kejadian itu melakukan pelaraian terhadap siswa tersebut.

“Yang benar adalah Guru-guru melerai siswa yang berkelahi. Tidak ada kemudian guru yang memukul siswa. Tidak benar itu,” katanya. (*)