Pimpin Rakor Persiapan Gebyar Merah Putih, Zainal Ibrahim : Kolaborasi dan Sinergitas Semua Pihak Dibutuhkan

Yuk bagikan berita ini !

Sulselmengabari, Makassar — Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), Zainal Ibrahim memimpin rapat koordinasi bersama Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) kota Makassar di Hotel Primer Karebosi, Kamis 14 Juli 2022.

Rakor yang melibatkan sejumlah SKPD dan pemerintah kecamatan Tallo dilakukan untuk membahas persiapan terkait rencana Gebyar Merah Putih yang akan digelar pada 16 Agustus 2022 di Jalan Sulawesi, Makassar.

Dalam pemaparannya, Zainal Ibrahim mengatakan, dalam pelaksanaan Gebyar Merah Putih nanti muncul sebuah semangat nasionalisme sebagai bentuk persatuan dan kesatuan masyarakat Makassar.

“Sebagai masyarakat yang plural, kita ingin ada semangat heterogenitas (keberagaman) yang ditonjolkan. Selain itu, juga ada entertaintnya dalam hal ini Dinas Pariwisata yang akan memikirkan seperti apa ide-idenya supaya ada sebuah kolosal yang bermakna dalam kegiatan nanti”, ujar Kepala Badan yang dikenal sebagai pemimpin ramah tersebut.

Bukan hanya itu, orang nomor satu di Kesbangpol Makassar ini juga menginginkan ada supporting dari pihak keamanan, seperti BPBD, Damkar, Satpol PP dan Dinkes Makassar.

“Intinya semua akan terlibat. Jadi seluruh pihak, instansi ataupun SKPD dan pemerintah kecamatan Tallo yang hadir dalam rapat ini diharapkan dapat memberikan konstribusinya, jika ada ide-ide cemerlang yang ingin di insert dalam pelaksanaan Gebyar Merah Putih silahkan diajukan kemudian kita diskusikan”, bebernya.

Dalam kesempatan itu, Kaban juga mengapresiasi serta mendukung langkah dan program pemerintah kota dalam hal ini ide Walikota Makassar Danny Pomanto terkait kegiatan Gebyar Merah Putih.

“Ide pak Walikota ini sangat bagus, makanya kolaborasi dan sinergitas kita semua sangat diharapkan. Terkhusus FPK Makassar yang berperan untuk bagaimana menjadikan Makassar sebagai kota dengan masyarakat yang plural. Pluralisme itu bukan menjadi sebuah alat untuk memecah belah bangsa tetapi sebuah sarana untuk mempersatukan”, demikian Zainal menandaskan.(erk)